Sunnah Rasulullah SAW Menyambut Ramadhan Al Mubarak

5 09 2009

Image31

Bulan Ramadhan adalah bulan ketaatan, bulan ibadah, bulan jihad dan dzikrullah, dan bulan yang paling banyak diturunkan rahmat, barakah, dan maghfirah Allah Swt. Oleh karena itu, setiap mukmin yang shalih mestilah merindukan dan mendambakan kehadiran bulan tersebut untuk mendapatkan cucuran rahmat Allah, maghfirah, dan barakahNya.

Mentaati Allah dalam segala perintah dan larangannya mestilah mengikuti sunnah Rasulullah Saw, karena sesungguhnya ketaatan kepada Rasulullah itu berarti ketaatan kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” [QS. An Nisaa’, 4: 80]
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
[QS. Ali Imran, 3: 31-32] Baca entri selengkapnya »





Puasa untuk orang yang sedang safar (musafir)

30 08 2009

hijrah

Banyak hadits shahih membolehkan musafir untuk tidak puasa, Kita tidak lupa bahwa rahmat ini disebutkan di tengah kitab yang mulia, Allah berfirman: (yang artinya): “Barangsiapa yang sakit atau dalam safar gantilah pada hari yang lain, Allah menginginkan kemudahan bagi kalian dan tidak menginginkan kesulitan.” (QS. Al Baqarah:185)

Hamzah bin Amr Al-Aslami bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam : “Apakah boleh aku berpuasa dalam safar? -dia banyak melakukan puasa- maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya): “Puasalah jika kamu mau dan berbukalah kalau mau.”   (HR Bukhari (4/156), Muslim (1121))

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Aku pernah melakukan safar bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di bulan Ramaadhan, orang yang puasa tidak mencela yang berbuka dan yang berbuka tidak mencela yang puasa.” (HR Bukhari (4/163), Muslim (1118))

Hadits-hadits ini menunjukkan bolehnya memilih, tidak menentukan mana yang afdhal, namun mungkin kita nyatakan juga afdhal adalah berbuka dengan hadits- hadits yang umum; seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (yang artinya): “Sesungguhnya Allah senang didatangi rukhsah yang ia berikan, sebagaimana membenci orang yang melakukan maksiat.”  (HR Ahmad (2/108), Ibnu Hibban (2742) dari Ibnu Umar dengan sanad yang SHAHIH)

Dalam satu riwayat yang lain: “Sebagaimana Allah senang diamalkannya perkara- perkara yang diwajibkan.”   (HR Ibnu Hibban (354), Bazzar (990), Thabrani di (Al- Kabir) (11881) dari Ibnu Abbas, dengan sanad yang SHAHIH)

Tapi mungkin hal ini dibatasi bagi orang yang tidak merasa berat dalam mengqadha dan menunaikannya, agar rukhshah tersebut tidak melencengkan dari maksudnya. Hal ini telah dijelaskan segamblang-gamblangnya, dalam satu riwayat Abu Said Al- Khudri Radhiallahu ‘anhu : “Para shahabat berpendapat barangsiapa yang merasa kuat kemudian puasa itu baik, dan barangsiapa yang merasa lemah kemudian berbuka juga bagus.”  (HR Tirmidzi (713), Al-Baghawi (1763) dari Abu Said, sanadnya SHAHIH)

Ketahuilah saudaraku seiman mudah-mudahan Allah membimbingmu ke jalan petunjuk dan ketaqwaan serta memberikan rizki berupa pemahaman dalam agama- sesungguhnya puasa dalam safar jika memberatkan hamba bukanlah suatu kebajikan sedikitpun, tapi berbuka lebih utama dan lebih disenangi Allah, yang menjelaskan masalah ini adalah riwayat dari beberapa orang shahabat, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda (yang artinya): “Bukanlah suatu kebajikan melakukan puasa dalam safar.”   (HR Bukhari (4/161), Muslim (1110) dari Jabir)

Peringatan

Sebagian orang ada yang menyangka bahwa pada zaman kita sekarang tidak diperbolehkan berbuka, hingga mencela orang yang mengambil rukhsah tersebut, atau berpendapat puasa itu lebih baik karena mudah dan banyaknya sarana transportasi saat ini, orang-orang seperti ini perlu kita “usik” ingatan mereka kepada firman Allah Yang Maha Mengetahui perkara ghaib dan nyata (yang artinya): “Rabmu tidak pernah lupa.” (QS. Al-Maryam:64)

dan firman-Nya (yang artinya): “Allah telah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah:232)

Dan perkataan-Nya di tengah ayat tentang rukhshah berbuka dalam safar (yang artinya): “Allah menginginkan kemudahan bagi kalian dan tidak menginginkan kesulitan.” (QS. Al- Baqarah:185)

Yakni: Kemudahan bagi orang yang safar adalah perkara yang diinginkan, ini termasuk salah satu tujuan syariat, cukup bagimu bahwa Dzat yang mensyariatkan agama ini adalah pencipta zaman, tempat dan manusia, Dia lebih mengetahui kebutuhan manusia dan apa yang maslahat bagi mereka. Allah berfirman (yang artinya): “Tidakkah kalian tahu siapa yang mencipta Dialah Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui.” (QS. Al-Mulk:14)

Wallahu a’lam bish-showab

 

(Sumber : Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilaaly dan Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid)

 





Shalat Taraweh di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

29 08 2009

Saksikan atau download video shalat taraweh di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi setiap hari, klik di sini.

 Picture1

Lihat LIVE VIDEO STREAMING aktivitas di Masjidil Haram (Ka’bah) setiap hari selama 24 jam non stop, klik di sini. Kalau gambarnya tidak muncul, atau muncul kemudian hilang, silahkan di-refresh atau tekan F5

Picture2





Marhaban Yaa Ramadhan 1430 H

22 08 2009

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

marhaban-baiturrahman

Kegiatan di Masjid Baiturrahman selama bulan Ramadhan 1430 H :

  1. Kegiatan harian : takjil buka puasa, ta’lim menjelang berbuka puasa, sholat taraweh, kultum taraweh, kuliah shubuh, tadarusan untuk bapak, ibu dan anak-anak, belajar membaca Al-Qur’an, qiyamul-lail
  2. Nuzulul Qur’an pada malam ke-17, santunan kepada anak yatim
  3. I’tikaf pada 10 hari terakhir
  4. Pengumpulan dan pembagian zakat fithrah
  5. Sholat Iedul Fitri
Setiap perbuatan ibadah harus didahului dengan ilmu (al-Ilmu qabla al-Qaul wa al-Amal, kata Imam Bukhori), termasuk ibadah puasa. Kuasai ilmu puasa supaya puasa kita sempurna sehingga tujuan puasa tercapai (la’allakum tattaquun).Rasulullah saw pernah menyampaikan, “Begitu banyak orang yang berpuasa ramadhan, tapi tidak ada yang diperolehnya kecuali hanya lapar dan hausnya saja.” (HR Muslim)
 
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang puasa, silahkan download materi-materi tentang puasa di bawah ini :
1. EBOOK – Fiqih Ramadhan          Download
2. EBOOK – Panduan Ibadah di Bulan Ramadhan   Download
3. Marhaban Yaa Ramadhan    Download
4. Jadual Imsakiyah wilayah Jakarta 1430 H  Download 
    ( untuk wilayah lainnya, klik disini )
 
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
 




Penentuan Arah Kiblat Secara Tradisionil

27 05 2009
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
 
Muslim rahimahullah…..
 
Besok Kamis tanggal 28 Mei 2009 jam 16.18 WIB, posisi matahari TEPAT berada di atas Ka’bah, saat itu bayangan benda tegak di manapun di muka bumi ini akan mengarah ke Ka’bah. Saat itu pulalah kita bisa mengoreksi apakah arah kiblat shalat di rumah, di masjid/mushalla di sekitar rumah kita sudah benar apa belum, dengan cara yang sangat mudah.
 
Kunci utama metode ini adalah, cari standar waktu yang paling tepat sebagai pedoman waktu, cocokkan arloji kita dg standar waktu yang paling benar (minimal mendekati benar).
Metode ini dikenal sebagai metode ISTIWA A’ZAM  (sumber : http://rukyatulhilal.org/
kiblat-tradisional
Dengan membaca artikel ini, berarti kita  dianggap sudah memiliki pengetahuan tentang penentuan arah kiblat sehingga seyogyanya kita laksanakan dan menyebarkannya ke yang lain.
 
Bagaimana hukumnya kalau kita sudah tahu cara menentukan arah kiblat, tetapi dalam praktek arah kiblat kita masih salah ? Baca fatwa ulama tentang itu di sini :
 
Selamat mencoba…
 
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..




Hukum shalat tidak menghadap kiblat

16 02 2009

Hari Sabtu tanggal 14 Pebruari 2009, di wilayah Bojongkulur dilakukan pengukuran ulang arah kiblat di beberapa mesjid yang dilakukan oleh tim Rukyatul Hilal Indonesia (RHI). Peralatan yang dipakai cukup canggih, ada GPS, theodolit, kompas  dan perangkat software untuk menghitung arah kiblat.

Dari hasil pengukuran ulang, kedapatan Masjid Baiturrahman (Vila Nusa Indah Blok U) kurang benar arah kiblatnya (deviasi 11 derajad) sehingga kalau ditarik garis lurus, kiblatnya menjadi ke arah Yaman. Bahkan ada masjid di dekat Pasar Pocong deviasinya sampai 33 derajad, yang jika ditarik garis lurus, kiblatnya menjadi ke arah Zimbabwe (Afrika).

Panduan praktis penentuan arah kiblat bisa dilihat di sini

Koreksi sudut deklinasi dapat di-download di sini

Bagaimana hukum shalat yang tidak menghadap ke kiblat ? Berikut kutipan fatwa dari Syaikh Utsaimin mengenai hal itu.  Baca entri selengkapnya »